Saturday, June 25, 2016

Jalan takdir Cokelat

Dengan inilah jalan hikmah dipertemukan dengan takdirku. Ketika aku berharap untuk berusaha sekuat tenaga namun aku belum mempunyai modal. Apakah aku kan berhenti disini? tidak. Namun aku berusaha untuk tidak memberatkan kedua orangtuaku lagi. Mereka berharap, aku bisa berternak, bisa bertanam, bisa mengajar, bisa berwirausaha. Ya seperti itulah harapan mereka. Memang aku mulai harus dari nol, setidaknya aku punya modal ilmu dari Tuhan, baik aku mengajar terlebih dahulu. Sebab tak ada kebahagiaan batin kecuali mengajar dan bertanam bagi mereka yang menjalani pengabdian itu.

Selanjutnya, kemungkinan besar aku harus bertanam. Jadi, mengajar - bertanam - berternak - wirausaha. Semua itu dalam rangka harus bermanfaat kepada sosial. Tinggi bak gunung namun apalah artu hidup bila tak ada arti hidup ini bagi sesama.

Yah, tulisan ini aku tulis ketika aku kalah start. Apa kecewa? tidak. Ini merupakan sudah jalan takdir dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Aku yakin ada rahasia tersembunyi dari semua ini. Dan aku harus tetap berjalan, suatu saat pasti ada jawabannya. Dawuh kyai, aku mengajar dan bertanam. Bismillah, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, Semua akan kujalani dengan hati yang gembira dan mengharap ridho Ilahi pastinya.


EmoticonEmoticon