Remaja Indonesia Pintar dan Cerdik, Tapi Remaja Australia
Mampu Mandiri Bila dibandingkan antara remaja Indonesia dengan remaja di
Australia, maka dalam hal matematika dan pengetahuan umum,rata rata anak
Indonesia,jauh lebih unggul. Apalagi mengenai hal hal yang berhubungan dengan
hewan peliharaan, seperti ayam dan itik,umumnya anak anak Indonesia, sejak
masih di Sekolah Dasar, sudah dapat menjawab dengan cepat ,apakah ayam bisa
terbang? Atau berapa lama seekor induk ayam mengerami telurnya.? Apa saja
makanan ayam? Bagi rata rata anak Australia, harus berpikir agak lama, baru
bisa menjawab dan kemungkinan besar, jawaban mereka salah. Karena di sini,ayam
dan itik ,tidak boleh dipelihara di pemukiman penduduk. Tapi kalau ditanya
mengenai hal hal yang berhubungan dengan pesawat terbang,dimana kebanyakan anak
anak indonesia yang tinggal di desa, bahkan belum pernah menengok pesawat
dari dekat. Maka ketika menjawab pertanyaaan, misalnya berapa orang bisa muat
di satu pesawat? Berapa tinggi terbangnya. Apakah ada toilet di dalam pesawat?
Tentu sangat sulit untuk menjawabnya. Karena berbeda alam kehidupan dan berbeda
gaya hidup di negeri masing masing,
Murid Sekolah di Indonesia, Terpaku Pada Ruang Kelas
Karena secara umum,murid murid atau siswa di indonesia,sejak
dulu ,terpaku duduk belajar diruang kelas. Pendidikan mengacu pada sistem
hafalan dan matematika,tapi mengabaikan hal hal yang berkaitan dengan persiapan
untuk memasuki kehidupan diluar kelas. Misalnya : anak anak di bawa ke stasiun
kereta api- untuk belajar bagaimana naik kereta api ,dengan terlebih dulu harus
membeli tiket. Bahwa sebagai pelajar, mereka hanya boleh membeli tiket dengan
harga special yakni 50 cent, bilamana di tangan mereka ada ID card atau
Identity 'Card, sebagai pelajar atau mahasiswa. Bilamana entah karena lupa bawa
atau hilang, serta alasan apapun,maka mereka harus membeli tiket orang
dewasa.Kalau mencoba pura pura bodoh ,tetap beli tiket 50 cent,maka bila
tertangkap ,akan didenda 100 dolar. Hampir setiap hari ,petugas transportasi
kereta api dan bus, secara mendadak melakukan pemeriksaan. Jadi amat
jarang,orang bisa lolos,dari denda.
Di kereta api dan di bus.anak anak juga diajarkan bagaimana
harus bersikap:
harus memberikan tempat duduknya kepada orang yang lebih
membutuhkan,
bila penuh dilarang mengangkat kaki kebangku duduk
dilarang makan dan minum dalam kereta api dan bus
dilarang bunyi musik keras keras, sehingga mengganggu
penumpang lainnya
dilarang mencoret coret dinding bus atau kereta api, dengan
ancaman denda 1000 dolar
Pelajaran Diluar
Lingkungan Sekolah Dinamakan Excurcion, dimana anak anak dididik, untuk:
membeli tiket sebelum naik kereta api atau bus
antri dengan sabar sopan terhadap orang sekitar
tertib dalam kereta api dan bus
paham bahwa ada denda, bila melanggar memberikan kursinya
kepada orang tua, bila kereta api atau bus penuh.
Mereka dididik untuk
memperhitungkan waktu untuk antri, lamanya perjalanan, hingga tiba ditempat
tujuan. Mereka dilatih, kalau tidak mau datang terlambat ketempat tujuan, harus
datang lebih awal, bukan dengan menyerobot antrian, untuk tidak terlambat.
Apapun alasannya.
Anak anak dididik, walaupun
mungkin ayahnya pejabat , atau sekalipun wali kota, tetap saja harus patuhi
aturan, bahwa yang datang duluan, antri paling depan dan yang datang belakangan
, harus mau antri dibagian paling belakang,
Mendidik anak ,untuk mengisi waktu tunggu, yang mungkin saja
cukup lama, dengan hal hal positif, bukan semata main game, tapi berbicara
dengan orang disekeliling atau minimal menyapa :"Hi " untuk
menghormati orang lain. Sekaligus diberikan pemahaman, bahwa bila
melanggar salah satu dari aturan yang di tuliskan , maka ia akan didenda. Dan
anak anak juga diberikan pemahaman, bahwa semua aturan ada untuk ditaati dan
tak seorangpun akan luput dari denda, termasuk bila yang melakukan pelanggaran
anak pejabat ataupun anak Wali Kota.
SMP Sudah Kerja
Begitu anak anak duduk di bangku SMP, maka sekolah
mereferensikan mereka untuk bekerja part time.Misalnya di toko roti,Mac Donald
atau pun di KFC,Dengan gaji 8 dolar per jam. Walaupun mereka hanya bekerja
selama dua atau tiga jam sehari,seminggu mereka sudah mendapatkan gaji sekitar
80-100 dolar. Lumayan untuk uang jajan dan tidak perlu minta pada orang tua ,
SMA gaji sudah 12 dolar,Cucu kami dulu kerja di toko roti ,sejak SMP dan
kemudian di SMA di restoran ,hingga kuliah.Sementara cucu kami yang di
wollongong sudah menjadi pelatih gynastic dengan honor 12 dolar sejam. Tidak
Ada Sarjana Menganggur Siswa disini kerja paruh waktu bukan karena orang tua
tidak mampu,melainkan mempersiapkan ,mereka sedini mungkin,untuk mandiri. Cucu
kami beli mobil dengan uangnya sendiri. Dan ketika lulus sarjana ,tinggal
ia memilih,mau tetap kerja ditempat yang sama,atau mencari kerja dengan
gaji yang lebih baik,sementara masih tetap kerja di tempat lama. Karena itu
,praktis di "Australia tidak ada sarjana yang menganggur,karena sejak dari
SMP mereka sudah dipersiapkan untuk mandiri Di Australia, sejak dari SMP siswa
sudah dibiasakan untuk bekerja,tidak ada kaitannya dengan kondisi finansial
keluarga. Karena hal ini sudah merupakan tradisi disini, dalam upaya mendidik
anak anak mereka sedini mungkin .Kutipan dari situs resmi website Pemerintah
Australia :Work while you study, Working while you study in Australia can
help complement your study and living experience. There are a number of reasons
you might want to undertake part time work while studying in Australia,
including assisting with living expenses and gaining work experience in your
study area (sumber : www.studyinaustralia.gov.au Terjemahan
Bebas) Bekerja sembari belajar, Bekerja sambil belajar di Australia dapat
membantu melengkapi studi dan memberikan pengalaman hidup. Ada
sejumlah alasan, mengapa melakukan pekerjaan paruh waktu selama belajar di
Australia Antara lain adalah membantu meringankan biaya hidup, serta memperoleh
pengalaman kerja di wilayah studi Anda.
Hanya Sebuah Bandingan Tulisan ini,
tentu sama sekali tidak mengagung agungkan cara pendidikan
yang diterapkan dinegeri orang,dengan meremehkan pendidikan di negeri sendiri.
Karena kita tidak dapat secara mentah mengadopsi cara mendidik anak di negeri
orang, karena frame of thinking yang tidak sama,serta budaya yang tidak
berada pada bingkai yang setara. Tentu keduanya ada plus dan minusnya. Hanya
sebagai sebuah masukan yang kalau dianggap baik, mungkin ada bagian yang dapat
diadopsi untuk diaplikasikan dalam pendidikan di negeri kita.
Joondalup, 21 Desember, 2016
Tjiptadinata Effendi
EmoticonEmoticon